(Ini juga tulisan lama yang pernah dijadikan diskusi pada bulan Mei 2009. Semoga masih menyentil)
Desain karya @MasnoArt |
Greget kita untuk Sithik-Sithik mBangun nDesa bisa dilakukan dengan banyak hal. Untuk saat ini, kita awali dulu dari dunia pendidikan. Oleh sebab itu, gak ada salahnya kita ungkit kembali uneg-uneg beberapa tahun lalu tentang gagasan "Sumbang Satu Buku".
Berdasarkan informasi, prestasi SD Pancot semakin kurang bersinar, bahkan jumlah muridpun katanya menyusut. Moga-moga info ini salah, tetapi kalau benar harus menjadi keprihatinan kita bersama.
Selain faktor pengajar dan siswa, faktor sarana juga tidak kalah penting. Kita bersekolah di SD di kaki gunung yang tidak memiliki sarana lengkap seperti di kota. Dari kecil kita hanya mendapat bacaan berupa buku-buku paket, buku yang kurang menarik dan terasa berat untuk dibaca. Kita jarang mendapat buku yang menghibur dan membangkitkan gairah membaca. Dari sekolahan tidak dapat, mau beli sendiri belum memungkinkan secara ekonomi. Maka tak heran jika mayoritas anak-anak Pancot, dari dulu sampai sekarang, kurang memiliki kebiasaan membaca.
Sekadar perbandingan, pernah saya informasikan di milis yahoo dulu, bahwa anak teman saya di Jepang sana dalam setahun membaca 250 sampai 300 buku, entah komik, buku cerita, atau apapun. Padahal anak itu masih kelas 5 SD. Ediaaannn.....!!!
Oleh karena itu, alangkah baiknya kalau kita semua turun tangan membantu SD kita dengan berusaha membangkitkan minat baca adik-adik kita yang sekolah di sana. Kita galakkan semboyan "Sumbang Satu Buku"!!!!
Kita agendakan semua orang berpartisipasi menyumbang satu buku untuk perpustakaan SD, terutama para perantau yang jumlahnya ratusan orang itu. Mau menyumbang buku agama, cerita, pelajaran, majalah, dan sebagainya, silakan. Mau menyumbang buku lima ribuan, 10ribuan, 15ribuan, ratusan ribuan, silakan. Tidak ada ketentuan, yang penting partisipasinya.
Meskipun slogannya Sumbang Satu Buku, kalau ada yang berniat menyumbang lebih dari satu juga dipersilakan.
Kalau ada yang bisa bikin proposal dan mengajukan permohonan bantuan buku ke tempatnya bekerja (perusahaan atau instansi), juga dipersilakan.
Untuk tahun ini, kita fokus dulu ke SD Inpres. Kalau program ini berhasil, tahun depan kita agendakan membangun Perpustakaan Kampung. Soal teknisnya kita pikir belakangan.
Mari dulur-dulur, kita mulai dari langkah kecil ini. Semangat !!!!
Salam
@Satoras
No comments:
Write komentar